Jumat, 29 Mei 2015

Keterampilan Mengelola Kelompok Kecil Mikrotheacing

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Peserta didik selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai individu peserta didik dapat belajar secara mandiri. Namun karena peserta didik SD masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan serta masih dalam taraf berpikir konkrit (operasional konkrit) menurut Jean Peaget, maka perlu bantuan atau bimbingan guru. Demikian pula guru dalam memberikan bimbingan belajar mengupayakan adanya media atau alat peraga agar mudah dipahami siswa baik dalam mengajar perorangan maupun kelompok kecil. Sebagai makhluk sosial, peserta didik akan bertumbuh dan berkembang dengan baik dalam belajarnya jika berada dalam suatu kelompok. Kelompok belajar yang efektif dan efisien adalah kelompok belajar dalam jumlah kecil. Kelompok kecil memungkinkan semua anggotanya terlibat secara aktif dalam belajar, dibawah bimbingan guru. Demikian guru juga dengan mudah dapat mengarahkan atau memberikan pelayanan dengan baik terhadap kelompok. Untuk itu seorang guru dituntut memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?
2.      Apa peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan?
3.      Apa ciri-ciri pembelajaran kelompok kecil dan perorangan?
4.      Apa syarat  pembelajaran kelompok kecil dan perorangan agar efektif?
5.      Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan?
6.      Apa komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?



C.    Tujuan
1.      Untuk memahami keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
2.      Untuk memahami peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
3.      Untuk memahami ciri-ciri pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
4.      Untuk memahami syarat  pembelajaran kelompok kecil dan perorangan agar efektif.
5.      Untuk memahami cara pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
6.      Untuk memahami komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
      Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam mengajar perorangan  adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.
      Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.
      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
1.      Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
2.      Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal dan interaksi pembelajaran.
3.      Perencanaan penggunaan ruangan
4.      Pemberian tugas yang jelas dan menarik.

Hakikat pembelajaran kelompok kecil dan perorangan ditandai dengan:
1.      Terjadinya hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antar personal (antara guru dengan siswa,siswa dengan guru,dan siswa dengan siswa).
2.      Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan dan minatnya sendiri
3.      Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4.      Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh dan alat yang akan digunakan.
      `Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :
1.      Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Guru memperlakukan murid dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar murid hampir tak pernah mendapat perhatian.
2.      Mengajar kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan antar pribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan murid dan murid dengan murid. Guru dapat memberikan perhatian lebih banyak pada murid yang memerlukannya dan bahkan dapat membuat murid lebih percaya diri.
3.      Murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar pendapat.
4.      Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam belajar, sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja di dalam kelompok memungkinkan murid untuk membangun kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Selain itu, sifat kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorang pemimpin kelompok.
5.      Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri, murid akan mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar, di samping dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, jika murid sudah mampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat langsung mengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan soal yang lebih sukar, atau belajar di perpustakaan.



B.     Peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
1.      Sebagai motivator artinya guru memposisikan diri sebagai  penggerak, yang menumbuhkan semangat dan kekuatan  belajar bagi siswa
2.      Sebagai fasilitator yaitu guru menciptakan lingkungan belajar untuk kelancaran proses pembelajaran dan memberi kemudahan bagi siswa sebagai pelajar.
3.      Organisator pembelajaran yaitu guru mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan secara efektif dan efesien.
4.      Pola interaksi pembelajaran artinya adanya interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dengan lingkungan.
5.      Pemanfaatan sumber pembelajarn secara luas dan bervariasi yaitu guru merangsang siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan berbagai sumber belajar, agar siswa dapat mengembangkan bakat, dan keinginannya demi mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi.
6.      Mendiagnosa kesulitan belajar siswa yaitu mencermati permasalahan yang dihadapi siswa, dan dengan keterampilan kelompok kecil ini siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahan atau kesulitannya, sehingga guru dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadapi siswa dan cara mengatasinya.

C.    Ciri-ciri pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
1.      Mempunyai keanggotaan yang jelas
2.      Ada kesadaran kelompok
3.      Mempunyai tujuan yang sama
4.      Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan
5.      Ada interaksi dan komunikasi antara anggota
6.      Ada tindakan bersama.




D.    Syarat  pembelajaran kelompok kecil dan perorangan agar efektif
      Pembelajaran akan efektif dan produktif mencapai tujuannya,apabila pembelajaran tersebut berkondisi:
1.      Mempunyai iklim yang hangat
2.      Sangat kohensif
3.      Ada rasa tanggung jawab
4.      Ada rasa keanggotaan yang kuat pada para anggotanya.

E.     Cara Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
1.      Pembentukan kelompok
Kelompok-kelompok dapat dibentuk berdasarkan minat, bakat, gaya belajar, latar belakang pengalaman, dan prestasi belajar.
2.      Perancangan tugas kelompok
Tugas yang diberikan pada setiap kelompok dapat berupa paralel ( sama semuanya) atau komplementer (tugas yang berbeda).
3.      Persiapan dan perancangan
Kegiatan ini berupa penyiapan dan pengaturan (setting) ruang belajar, alat dan sumber belajar sehingga pembelajaran akan efektif dan produktif.
4.      Pelaksanaan
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Pembelajaran diawali dengan pertemuan klasikal
b.      Setelah semua jelas siswa atau siswi belajar atau mengerjakan tugas
c.       Guru berkeliling memantau kerja siswa/i sambil mengamati manakala ada yang memerlukan bantuan guru
d.      Dalam waktu 15-10 menit, guru mengingatkan waktu akan segera habis
e.       Setelah waktu habis, masing-masing kelompok menyampaikan laporan hasil kerja, kelompok lain memberikan tanggapan dan guru memberikan pemantapan.
f.       Sebagai bahan evaluasi, selain dalam bentuk laporan lisan, guru dapat memanfaatkan laporan tertulis, karya tulis dan lain – lain.
F.     Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
      Komponen keterampilan  mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1.      Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
            Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Keterampilan seperti ini hanya bisa dilakukan apabila guru memiliki keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara:
·         Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa
·         Mendengar dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa
·         Merespon secara positif pendapat siswa
·         Membangun hubungan rasa saling mempercayai
·         Menunjukan kesiapan untuk membantu siswa
·         Menunjukan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian.
·         Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapi.

2.      Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara :
·         Memberikan orientasi umum tentang tujuan,tugas atau cara mengerjakannya,
·         Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
·         Membentuk kelompok yang tepat,
·         Mengkoordinasikan kegiatan,
·         Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa,
·         Mengakhiri kegiatan.

3.      Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar yang ditampilkan dengan cara:
·         Memberi penguatan secara tepat dan sesuai baik secara khualitas maupun kuantitas sehingga siswa merasa bahwa mereka diperhatikan.
·         Melaksanakan supervisi proses awal yang merupakan operasionalisasi dari sikap tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal memulai kegiatan pembelajaran.
·         Melaksanakan supervisi proses lanjut yang menekankan pemberian bantuan secar selektif agar kegiatan dapat berrlangsung secara terarah sampai menjelang akhir kegiatan.
·         Melaksanakan supervisi pemaduan yang memsatkan perhatian pada kesiapan kelompok atau perorangan untuk melakukan kegiatan akhir.

4.      Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan  pembelajaran.
            Pada kegiatan belajar ini guru harus mampu membuat perancanaan yang mantap, yang dapat dibuat dengan cara guru mendiagnosis kemampuan akademik siswa, kemampuan memahami, gaya belajar, kecendrungan minat, serta tingkat kedisiplinan siswaKeterampilan ini terdapat 4 sub komponen yaitu:
·         Membantu siswa menetapkan tujuan belajar
·         Merancang kegiatan belajar bersama siswa
·         Berperan sebagai penasehat siswa bila diperlukan
·         Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Adapun cara Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan yaitu Pembentukan kelompokPerancangan tugas kelompokPersiapan dan perancanganPelaksanaan.

B.     Saran
      Dalam proses pembelajaran kelompok kecil atau perorangan hendaknya dapat terealisasikan materi dan tercapai tujuan pembelajaran. Sebagai guru hendaknya kita memanfaatkan situasi ini untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.




DAFTAR PUSTAKA


Edi Soegito dan Yuliyani Nurani. 2002. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

E. Mulyasa. 2010. Cet IX. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangka.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar: Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Wardani, dkk. 2001. Pembinaan Kompetensi Guru Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar