Selasa, 19 Mei 2015

RESUME BUKU Psikologi Pendidikan oleh Rini Triani
STKIP Muhammadiyah Kuningan 2012


RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Perkembangan teknologi dan sains menuntut masyarakat khususnya seorang pendidik untuk memilikii  berbagai pengetahuan serta dapat mengembangkan potensi dirinya masing-masing. Diantara berbagai pengetahuan itu salah satunya yaitu psikologi pendidikan. Psikologi ini di susun menggunakan riset psikologi kognitif yaitu pembahasan mengenai ranah cipta manusia.
Bekal untuk menjadi seorang pendidikpun bukan hanya mempunyai pengetahuan social, ilmu-ilmu alam atau bidang studi formal seperti membaca, menulis, dan berhitung. Tetapi lebih dari itu seorang pendidik haruslah mengetahui tentang ilmu kejiwaan yang di miliki oleh peserta didiknya, untuk itu perlu di pelajari psikologi pendidikan.
Secara umum psikologi pendidikan membahas tentang prilaku manusia, baik sebagai individual maupun kelompok, serta membahas masalah yang berhubungan dengan kependidikan. dengan mempelajari psikologi pendidikan kita dapat mengetahui proses perkembangan siswa, cara belajar siswa, dapat menghubungkan cara mengajar dengan belajar, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam psikologi ini adalah metode eksperimen, kuesioner, studi khusus, penyelidikan klinis, dan observasi naturalistic. Manfaat dari psikologi pendidikan ini membantu para guru dan calon guru dalam memahami masalah-masalah kependidikan.
Hubungan antara proses perkembangan dengan belajar yaitu bisa di pengaruhi oleh factor lingkungan dan pembawaan atau di sebut dengan aliran konvergensi, atau perkembangan manusia di pengaruhi oleh factor pembawan dan di sebut aliran nativisme dan bergantung pada lingkungan dan pengalamannya dan disebut aliran emfirisme. Proses perkembanagan di hubungkan dengan tugasnya terdiri dari perkembanagn pada masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, setengah baya, dan perkembangan pada usia tua. Kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan terdiri dari hukum konvergensi, pertahanan dan pengembangan diri, keperluan belajar dan lain-lain.
Perkembangan ranah-ranah psiko-fisik pada seorang anak dapat di lihat dari perkembangan motor, kognitif, serta perkembangan social dan moral. Perkembangan motor dapat pula di pahami sebagai segala keadan yang dapat meningkatkan atau menghasilkan stimulus/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik. Bekal yang di bawa seorang anak yang baru lahir sebagai dasr perkembangannya yaitu bekal kapasitas motor (panca indra) dan kapasitas pancainda (sensori). Perkembangan kemampuan fisik ini kurang berarti dan tak bisa meluas menjadi keterampilan-keterampilan psikomotor yang berfaidah tanpa usaha pendidikan dan pengajaran. Factor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor siklis anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya yaitu pertama pertumbuhan dan perkembangan sitem syaraf yang membuat intelegensi anak meningkat dan mendorong pola-pola tingkah laku baru. Kedua, pertumbuhan otot-otot, pendayagunaan otot-otot anaki ini bergantung pada kualitas system syaraf dalam otaknya. Ketiga, perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin, yaitu kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormone. Keempat, perubahan struktur jasmani.
Perkembangan kognitif  manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendaya gunakan kapasitas motor dan sensorinya. Tahap-tahap perkembangan kognitif meliputi tahap sensori motor yang berlansung sejak ank lahir sampai usia 2 tahun, tahap pra-operasional yangberlangsung ketika berumur 2 sampai 7 tahun, tahap konkret-oprasional berlangsung 7 sampai 11 tahun, tahap formal-operasional 11 sampai 15 tahun. Pengembangan kognitif ini berfungsi untuk mengembangkan kecakapan kognitif, mengembangkan kecakapan afektif, dan mengembangkan kecakapan psikomotor.
Perkembangan social dan moral siswa yaitu proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Proses perkembangan ini selalu berkaitan dengan proses belajar siswa, maknanya proses belajar itu amat menentukan kemampuan siswa dalm bersikap dan berprilaku social yang selaras dengan norma moral agama, moral tradisi, hukum, dan yang lainnya yang berlaku di masyarakat. Menurut piaget perkembangan social dan moral meliputi fase realism moral, otonomi moral, dan resiprositas moral. Sedangkan menurut Kohlberg meliputi moralitas prakonvensional, moralitas konvensional dan moralitas pascakonvensional. Pendekatan teori belajar social terhadap proses perkembangan social dan moral siswa di tekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
Proses belajar merupakan suatu cara mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.hasil dari sebuah proses pembelajaran adalah perubahan tingkah laku. Definisi belajar dapat di tinjau dari segi kualitatif, institutional dan kuantitatif. Dari ketiga definisi belajar tersebut dapat di simpulkan pengertian bahwa belajar adalah pengembangan siswa dalam menyeraf materi atau berupa fakta-fakta  untuk tercapainya daya pikir siswa dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang di hadapi siswa kini dan nanti.
Antara belajar, memori dan pengetahuan memiliki keterkaitan satu sama lain, menurut persfktif psikologi yaitu ketika seseorang melakukan proses pembelajaran dan ia memiliki pengetahuan, maka pengetahuan itu akan di simpan dalam ingatan atau sebut saja memori yang terdapat dalam otak manusia. Sedangkan menurut persfektif agama belajar untuk memiliki pengetahuan yang di simpan dalam sebuah memori adalah wajib.
Hasil dari sebuah pembelajaran yaitu perubahan tingakah laku namun secara spesifik cirri-ciri dari prilaku belajar yaitu perubahan intensional, perubahan positif dan aktif dan perubahan efektif dan funsional. Perubahan-perubahan ini diperoleh dari pengalaman dan praktik yang dapat bermanfaat serta sesuai dengan harapan dan manfaat tertentu bagi siswa.
Perwujudan seorang siswa dari proses belajar adalah dapat dilihat dari kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berfikir rasional dan kritis, sikap dan lain sebagainya. Dalam proses pembelajaran memiliki corak yang berbeda dari segi materi maupun metodanya diantaranya yaitu belajar abstrak untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah yang tidak nyata. Belajar keterampilan untuk memperoleh keterampilan jasmaniyah tertentu. Belajar social yaitu belajar memahami masalah-masalh dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut, dan macam-macam belajar lain seperti pemecahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.
Dari sekian jenis dan metode pembelajaran tentunya membutuhkan hasil atau sebuah efisiensi atau konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara uasaha dengan hasilnya. Seperti yang pertama, efisiensi usaha belajar yaitu dalam bentuk tenaga dan pikiran, waktu, peralatan, belajar, dan lain-lain yang relevan dengan kegiatan belajar. Yang kedua efisiensi usaha belajar tertuju pada sebuah hasil belajar yang memberikan prestasi belajar yang tinggi. Pendekatan belajar yang di gunakan untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yaitu pendekatan Hukum Jost yaitu materi pelajaran yang sering di praktikan akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang di tekuni. Pendekatan Ballard & Clanchy yaitu umumnya dipengaruhi sikap terhadap ilmu pengetahuan yang terdiri dari dua bagian yaitu conserving dengan menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” dan extending dengan menggunakan pendekatan belajar “analitis”. Pendekatan Biggs yaitu pada umumnya siswa menggunakn pendekatn belajar berdasarkan motifnya seperti surface, deep, dan achiefing.
Selain dengan berbagai pendekatan belajarpun memiliki metode diantaranya yaitu metode SQ3R dengan menggunakan langkah pemeriksaan, pembuatan daftar pertanyaan,membaca secara aktif, menghafal jawaban pertanyaan, dan meninjau ulang semua jawaban atas semua pertanyaan. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah factor internal dan eksternal, factor internal ini terdiri dari aspek fisiologis seperti kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran dan aspek psikologis terdiri dari intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. Factor eksternal terdiri dari lingkungan social dan nonsosial. Dari berbagai cara atau metode ini yang sangat mempengaruhi siswa yaitu semakin siswa itu mendalami cara belajar yang mereka tekuni semakin baik hasil yang mereka peroleh.
Evaluasi prestasi belajar di gunakan untuk menggambarkan prestasi yang dicapai siswa dan menetukan taraf keberhasilan sebuah proses mengajar belajar atau menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Diantara macam-macam evaluasi yaitu Pre-test, Evaluasi Prasyarat, evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif dan lain sebagainya.
Lupa dan kejenuhan belajar sering sekali menggangu sebuah proses pembelajaran. Lupa sendiri yaitu hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Lupa ini terjadi akibat dari ganguan konflik antara item-item informasi, karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, perubahan situasi lingkungan, karena perubahan sikap dan minat siswa, karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan, dan terjadi karena perubahan urat syarat pada otak. Kiat untuk menguranginya yaitu dengan belajar lebih, tambahan waktu belajar, muslihat memori atau alat pengait mental, pengelompokan materi dan lain sebagainya.
Kejenuhan belajar yaitu merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Penyebabnya yaitu sikap cemas dan mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum. Untuk mencegahnya yaitu dengan memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong dan harus berbuat nyata.
Transfer dalam belajar yaitu pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu sisi ke sisi yang lain baik berupa transfer positif, transfer negative, transfer vertical dan lateral. Transfer fositif terjadi apabila pada diri seseorang apabila situasi belajarnya dibuat sam atau mirif dengan situasi sehari-hari yang akan ditempati siswa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ia pelajari di sekolah.
Kesulitan belajar ini tidak hanya menimpa siswa yang berkemampuan belajar rendah tetapi akan dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi disebabkan factor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Factor initerdiri dari fakotor internal yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam diri siswa sendiri seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi, labilnya emosi, terganggunya alt-alat indra penglihatan dan pendengaran. Factor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Seperti lingkungan keluarga, perkampungan atau masyarakat dan lingkungans ekolah.
Sebagai seorang guru sangat di anjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi atau upaya mengenali gejala dengan cermat, dan harus mengetahui langakh-langkah yang harus di tempuh untuk menanganinya. Yaitu dengan menganalisis hasil diagnosis, mengidentifikasi dan memnentukan bidang kecakapan tertentu, dan menyusun program perbaikan.
Definisi mengajar dapat di lihat dari segi kuantitatif, institusional dan kualikatif yaitu dapat di simpulkan bahwa mengajar adalah membantu memudahkan siswa dengan melakukan penataan kemampuan  secara efisien terhadap siswa yang memiliki perbedaan bakat, kemampuan dan kebutuhannya. Mengajar ini dapat di pandang sebagai ilmu karena guru merupakan sesosok pribadi manusia yang di bangun untuk menjadi tenaga professional yang memiliki profisiensi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar. Mengajar sebagai seni karena tidak semua orang berilmu dapat menjadi guru yang piawai melainkan mengacu pada bakat sejak lahir. Model-model proses mengajar diantaranya yaitu model information untuk menjelaskan aktifitas mental siswa, model personal atu pengembangan diri, banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosional, model social atau hubungan bermasyarakat yaitu dengan menitikberatkan pada proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut, dan model behavioral ditujukan pada timbulnya perilaku baru atau berubahnya prilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan.
Gagalnya proses pengajaran bisa saja terjadi jika metode-metode pengajaran yang dilakukan guru monoton, untuk itu guru harus mengkaji ulang secara cermat metode-metode mengajar. Secara umum metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Metode/ciri mengajar terdiri dari metode ceramah, demonstrasi, dan diskusi.
Strategi dalam mengajar yaitu suatu langakah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan atau kiat praktis yang dipakai guru untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu dengan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah, metode ceramah plus, dan sebagainya. Strategi ini terdiri dari strategi mengajar “Spelt”. Dengan mengikuti langkah berikut seperti pengajaran dengan strategi langsung, mengajar untuk mentransfer strategi dan pembangkitan strategi belajar siswa yang luas dan terperinci.
Tahapan-tahapan dalam proses mengajar terdiri dari tahap prainstruksional yaitu persiapan sebelum mengajar di mulai. Tahap instruksional yaitu saat-saat mengajar(penyajian materi). Tahap evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian atas hasil belajar siswa setelah mengikuti pengajaran dan penindaklanjutan. Pendekatan pembelajaran inovatif dapat diimplementasikan dalam pelbagai pendekatan yaitu dengan menata bentuk kelas, sehingga pembelajaranpun akan lebih berorientasi pada kepentingan siswa bukan pada kepentingan guru.
Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, sehingga setiap guru diharapkan memiliki karakteristik yang khas atau kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis, serta harus memiliki kompetensi dan profesionalisme keguruan. Guru ini merupakan factor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Karakteristik(cirri khas) kepribadian seorang guru sangat di perlukan sebagai panutan para siswanya. Mengenai pentingnya kepribadian guru ini propesor Doktor Zakiah Daradjat menegaskan: kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya. Ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Factor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang guru yaitu fleksibilitas seorang guru, ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaftasi. Dan keterbukaan psikologis.
Kompetensi profesionalisme guru adalah kemampuan atau kecakapan, seorang guru yang professional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Konsep-diri dan harga diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri. Efikasi diri dan efikasi kontekstual guru yaitu keyakinan guru n menetapkan system terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya.
Secara garis besar kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori yaitu kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Kompetensi profesionalisme guru terdiri dr kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotor. Hubungan guru dengan proses mengajar belajar ialah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar.
Sasaran proses mengajar belajar adalah sasaran jangka pendek, sasarn jangka menengah, dan sasaran jangka panjang. Strategi perencanaan proses mengajar belajar diantaranya yaitu guru hendaknya merumuskan dan menetapkan tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK), guru hendaknya memilih dan menetapkan system pendekatan mengajar-belajar yang dipandang paling cocok (efisien dan efektif) dan menetapkan criteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolak ukur keberhasilan minimum yang dicapai para siswanya.
PMB dapat dilaksanakan melalui system enquiry-discopery, ekspository, learning for mastery, dan system humanistic education. Sedangkan faktr-faktor yang mempengaruhi proses mengajar belajar yaitu karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, karakteristik kelompok, fasilitas fisik, mata pelajaran, dan lingkungan alam sekitar.
Fungsi guru dalam proses mengajar belajar yaitu pertama sebagai Designer of instruction artinya siap merancang kegiatan mengajar belajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Kedua guru sebagai manager of instruction artinya sebagai pengelola pengajaran, ketiga guru sebagai evaluator of student learning yakni sebagai penilai hasil belajar siswa.
Ragam guru dalam proses mengajar-belajar yaitu guru otoriter, artinya berkuasa sendiri atau sewenang-wenang, guru laissez-faire padanannya adalah individualism (faham yang menghendaki kebebasan pribadi), guru demokratis artinya guru yang memperhatikan persaaan hak dan kewajiban semua orang, dan guru otoritatif artinya berwibawa karena adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar