MAKALAH
BERFIKIR
DAN MOTIVASI
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen:
Dodi Ahmad Haerudin, M.Pd.I
Disusun
Oleh:
1. Rini
Triani
2. Tian
Herina Septiany
3. Mayasari
(Prodi S1-PGSD/ Semester 1/ kelas 1C
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN
AKADEMIK 2012
KATA
PENGANTAR
Puji
serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah
satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Salawat
dan salam semoga tetap tercurah limpah kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad
SAW.
Dalam
penyusunan makalah ini, tentunya banyak pihak yang mendukung serta membantu
tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Cucu Rojikin, M.Si sebagai rector STKIP
Muhammadiyah Kuningan.
2. Bapak
Dodi Ahmad Haerudin, M.Pd.I sebagai
dosen pembimbing Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
3. Semua
pihak yang mendukung,baik secara alngsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami
menydari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif,baik dari
pembaca maupun dari dosen pembimbing agar dapat dijadikan pelajaran dan upaya
guna perbaikan selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah selalu
memberi jalan kebaikan bagi kitasemua. Amiin.
Kuningn,
20 november 2012
Penulis
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................... ...... 1
C. Tujuan
......................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengrtian
berfikir......................................................................................... 2
B. Tipe-tipe
berfikir.......................................................................................... 3
C. Pengertian
motivasi...................................................................................... 4
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................................. 8
B. Saran
........................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................... iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pikiran menjadi pendorong setiap
perbuatan dan dampaknya terhadap manusia. Pikiranlah yang menentukan kondisi
jiwa, tubuh, kepribadian, dan rasa percauya diri. Dengan berfikir manusia dapat
membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Ia bisa memilih yang
sesuai bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Antara berfikir dan motivasi sangat
berkaitan satu sama lain. Motivasi merupakan kondisi dalam diri individu yang
dapat mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk melakukan
aktifitasaktifitas tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi sangat menentukan kualitas
perilaku seseorang, apakah motivasi seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan
tinggi atau rendah dapat dilihat dari kualitas perilakunya, yaitu yang
ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan ketabahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian berfikir?
2. Bagaimana
tipe-tipe berfikir?
3. Apakah
pengertian motivasi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengertian berfikir
2. Untuk
mengetahui tipe-tipe berfikir
3. Untuk
mengetahui pengertian motivasi
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir
Berpikir adalah proses dinamis, dimana
individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak.
Pada proses berpikir individu membuat
hubungan antara obyek yang menjadi pokok permasalahan dengan bagian-bagian pengetahuan
yang sudah dimilikinya. Bagian dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang
sudah diperolehnya dalam wujud pengertian-pengertian. Proses berpikir terdiri dari:
1.Pembentukan pengetian
2.Pembentukan pendapat
3.Penarikan
kesimpulan (pembentukan keputusan)
1. Pembentukan
Pengertian
a. Menganalisis
ciri-ciri sejumlah obyek yang sejenis diperhatikan unsurnya satu persatu
b. Membandingkan
ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri yang sama dan selalu ada serta yang
hakiki
c. Mengabstraksikan,
yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri
yang hakiki
d. Pembentukan
pengertian.
2.
Pembentukan Pendapat
Pembentukan pendapat, yakni
meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang
dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat yang terdiri dari pokok kalimat/subyek,
sebutan dan predikat.
Ada tiga macam pendapat:
a. Pendapat
afirmatif/positip pendapat yang mengiyakan, yang secara tegas menyatakan
keadaan sesuatu, misalnya si Ani itu rajin, si Wawan itu pandai.
b.
|
Pendapat negatif pendapat yang secara
tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya
si Wawan tidak bodoh, si Ani tidak malas
c.
Pendapat modalitas
(kebarangkalian) pendapat yang menerangkan
kebarangkalian atau kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada
sesuatu hal, misalnya hari ini mungkin hujan.
3. Penarikan kesimpulan/pembentukan keputusan
a. Keputusan induktif keputusan yang diambil
dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Contoh: tembaga,
besi, perak dipanaskan memuai. Jadi semua logam dipanaskan memuai.
b. Keputusan deduktif keputusan yang
ditarik dari hal umum ke khusus. Misalnya: semua logam dipanaskan memuai. Besi
adalah logam. Jadi besi dipanaskan memuai.
c. Keputusan analogis keputusan
diperolehdengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat
khusus yang telah ada. Contoh: Totok anak pandai, naik kelas. Titik anak
pandai, naik kelas. Jadi Wawan anak yang pandai itu tentu naik kelas.
B.
Tipe-tipe
Berpikir
1.
Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif adalah
kemampuan individu di dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah diperolehnya,
yang relevan dengan tujuan pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara
efektif di dalam memecahkan masalahnya.
Apabila seseorang individu
ingin mencapai sesuatu tujuan, ia harus dapat memecahkan masalah-masalah yang
menghambatnya. Apabila individu dapat menemukan cara-cara untuk mengatasi
hambatan yang ada, dan akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka berarti
individu sudah melakukan berpikir reflektif.
Di dalam berpikir reflektif
tidak semata-mata tergantung pada pengetahuan yang ada pada masing-masing
individu, karena adanya perbedaan individual, ada yang dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk pemecahan maslah, ada yang tidak dapat.
Langkah-langkah
berpikir reflektif yaitu:
a. Individu
merasakan adanya suatu problem
b.
|
Individu mengerti problemnya dan dapat menegaskan
permasalahannya
c. Mengajukan
kemungkinan pemecahannya hipotesis
d. Mengumpulkan
informasi-informasi untuk dianalisis
e. Mengambil
kesimpulan hipotesis diterima/tidak
f. Mengadakan
generalisasi
2.
Berpikir Kreatif
Dalam berpikir kreatif, orang berusaha
mencetuskan ide-ide/kreasi atau berusaha menimbulkan inspirasi.
Tahap-Tahap
Berfikir Kreatif meliputi:
a. Tahap
persiapan (pengumpulan bahan)
b. Tahap
inkubasi
c. Tahap
insight
3.
Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah kemampuan
menggunakan pemikiran untuk menilai kesesuaian atau kewajaran suatu ide,
kebaikan dan kelemahan sesuatu alasan dan bukti yang sesuai (masuk akal). Berfikir
kritis terdiri dari:
a. Berifikir kritis tingkat rendah adalah kecakapan
dalam hal membandingkan dan membedakan.
b. Berfikir kritis tingkat tinggi adalah kecakapan
seseorang dalam hal membuat ramalan, menyelesaikan masalah dan membuat
keputusan.
C.
Pengertian
Motivasi
|
Motif
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di
dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut Wexley
& Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif,
dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell
(dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan
menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu.
Morgan
(dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga
hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan
tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).
McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan
tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-
reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi,
karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan
yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah
unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto
(1987) secara umum mendefinisikan
motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu
bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan
bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang
yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong
individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
a. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
melakukan.
melakukan.
a)
Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri
atas:
1.
|
Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang
termotivasi atau tidak untuk sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif
berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini
mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi
pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk
berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-harapan akan
masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh
kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh,
sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon
terhadap tekanan yang dialaminya.
5. Kepuasan kerja; lebih merupakan
suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau
tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor
Eksternal; faktor
yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan
untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek
pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau
pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh
sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
2.
|
Kelompok
kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana
individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam
mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini
dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3. Situasi lingkungan pada umumnya;
setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
4. Sistem imbalan yang diterima;
imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan
oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah
tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang
lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
b.
Prinsip motivasi
a) Motivasi sebagai
penggerak yang mendorong suatu aktifitas
b) Motivasi
intrinsik lebih utama dari motivasi ekstrinsik
c) Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan
d) Motivasi
pujian lebih baik dari pada motivasi hukuman
e) Motivasi
dapat memupuk optimisme
f) Motivasi
melahirkan prestasi
c.
Upaya
untuk meningkatkan motivasi
a) Menggairahkan anak
b) Memberi harapan yang realistis
c) Memberikan insetif
d) Mengarahkan prilaku
e) Menggunakan pujian verbal
f) Tes dan nilai yang bijaksana
g) Membangkitkan rasa ingin tahu
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi dan berfikir sangat
berkaitan, ketika motivasi dalam pikirannya positif dan tinggi maka sesuatu
yang di lakukan itu akan berhasil. Motivasi yang paling berpengaruh adalah
motivasi yang bersumber dari dalam diri.
B. Saran
Untuk menjaga agar motivasi dalam
diri tinggi sebaiknya sering diadakan bimbingan melalui bimbingan dosen
psikologi, masukan dari lingkungan khususnya teman pergaulan yang mempunyai
daya berfikir positif.
|
DAFTAR
PUSTAKA
http://teguh-melodic.blogspot.com/2010/02/peranan-berpikir-logis-dalam-kegiatan.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar