Kamis, 28 Mei 2015

Psikologi Pendidikan

MAKALAH
BERFIKIR DAN MOTIVASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen: Dodi Ahmad Haerudin, M.Pd.I





Disusun Oleh:
1.      Rini Triani
2.      Tian Herina Septiany
3.      Mayasari





 (Prodi S1-PGSD/ Semester 1/ kelas 1C
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN AKADEMIK 2012


KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpah kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya banyak pihak yang mendukung serta membantu tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada:
1.      Bapak  Drs. Cucu Rojikin, M.Si sebagai rector STKIP Muhammadiyah Kuningan.
2.      Bapak Dodi Ahmad Haerudin, M.Pd.I  sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
3.      Semua pihak yang mendukung,baik secara alngsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menydari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif,baik dari pembaca maupun dari dosen pembimbing agar dapat dijadikan pelajaran dan upaya guna perbaikan selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah selalu memberi jalan kebaikan bagi kitasemua. Amiin.
                                                 
                                                                                           Kuningn, 20 november 2012

                                                                                                            Penulis
i
 

 


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................        i   
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB  I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................... ...... 1
C.     Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II    PEMBAHASAN
A.    Pengrtian berfikir......................................................................................... 2
B.     Tipe-tipe berfikir.......................................................................................... 3
C. Pengertian motivasi...................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................. 8
B.     Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii


ii
 

 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pikiran menjadi pendorong setiap perbuatan dan dampaknya terhadap manusia. Pikiranlah yang menentukan kondisi jiwa, tubuh, kepribadian, dan rasa percauya diri. Dengan berfikir manusia dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Ia bisa memilih yang sesuai bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Antara berfikir dan motivasi sangat berkaitan satu sama lain. Motivasi merupakan kondisi dalam diri individu yang dapat mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk melakukan aktifitasaktifitas tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi sangat menentukan kualitas perilaku seseorang, apakah motivasi seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan tinggi atau rendah dapat dilihat dari kualitas perilakunya, yaitu yang ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan ketabahan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian berfikir?
2.      Bagaimana tipe-tipe berfikir?
3.      Apakah pengertian motivasi?


C.    Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui pengertian berfikir
2.      Untuk mengetahui tipe-tipe berfikir
3.      Untuk mengetahui pengertian motivasi
1
 

 


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Berfikir
Berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak.
Pada proses berpikir individu membuat hubungan antara obyek yang menjadi pokok permasalahan dengan bagian-bagian pengetahuan yang sudah dimilikinya. Bagian dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang sudah diperolehnya dalam wujud pengertian-pengertian. Proses berpikir  terdiri dari:
1.Pembentukan pengetian
2.Pembentukan pendapat
3.Penarikan kesimpulan (pembentukan keputusan)
1. Pembentukan Pengertian

a.      Menganalisis ciri-ciri sejumlah obyek yang sejenis diperhatikan unsurnya satu persatu
b.      Membandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri yang sama dan selalu ada serta yang hakiki
c.      Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki
d.     Pembentukan pengertian.
2. Pembentukan Pendapat
Pembentukan pendapat, yakni meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat yang terdiri dari pokok kalimat/subyek, sebutan dan predikat.
Ada tiga macam pendapat:
a.       Pendapat afirmatif/positip pendapat yang mengiyakan, yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu, misalnya si Ani itu rajin, si Wawan itu pandai.
b.     
2
 
Pendapat negatif pendapat yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya si Wawan tidak bodoh, si Ani tidak malas
c.       Pendapat modalitas (kebarangkalian) pendapat yang menerangkan
kebarangkalian atau kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya hari ini mungkin hujan.
3. Penarikan kesimpulan/pembentukan keputusan
a. Keputusan induktif keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Contoh: tembaga, besi, perak dipanaskan memuai. Jadi semua logam dipanaskan memuai.
b. Keputusan deduktif keputusan yang ditarik dari hal umum ke khusus. Misalnya: semua logam dipanaskan memuai. Besi adalah logam. Jadi besi dipanaskan memuai.
c. Keputusan analogis keputusan diperolehdengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Contoh: Totok anak pandai, naik kelas. Titik anak pandai, naik kelas. Jadi Wawan anak yang pandai itu tentu naik kelas.
B.     Tipe-tipe Berpikir
         1.         Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif adalah kemampuan individu di dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah diperolehnya, yang relevan dengan tujuan pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektif di dalam memecahkan masalahnya.
Apabila seseorang individu ingin mencapai sesuatu tujuan, ia harus dapat memecahkan masalah-masalah yang menghambatnya. Apabila individu dapat menemukan cara-cara untuk mengatasi hambatan yang ada, dan akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka berarti individu sudah melakukan berpikir reflektif.
Di dalam berpikir reflektif tidak semata-mata tergantung pada pengetahuan yang ada pada masing-masing individu, karena adanya perbedaan individual, ada yang dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk pemecahan maslah, ada yang tidak dapat.
Langkah-langkah berpikir reflektif yaitu:
a.      Individu merasakan adanya suatu problem
b.     
3
 
Individu mengerti problemnya dan dapat menegaskan permasalahannya
c.      Mengajukan kemungkinan pemecahannya hipotesis
d.     Mengumpulkan informasi-informasi untuk dianalisis
e.      Mengambil kesimpulan hipotesis diterima/tidak
f.       Mengadakan generalisasi
         2.         Berpikir Kreatif
Dalam berpikir kreatif, orang berusaha mencetuskan ide-ide/kreasi atau berusaha menimbulkan inspirasi.
Tahap-Tahap Berfikir Kreatif meliputi:
a.      Tahap persiapan (pengumpulan bahan)
b.      Tahap inkubasi
c.      Tahap insight
         3.         Berfikir Kritis
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan pemikiran untuk menilai kesesuaian atau kewajaran suatu ide, kebaikan dan kelemahan sesuatu alasan dan bukti yang sesuai (masuk akal). Berfikir kritis terdiri dari:
a.      Berifikir kritis tingkat rendah adalah kecakapan dalam hal membandingkan dan membedakan.
b.      Berfikir kritis tingkat tinggi adalah kecakapan seseorang dalam hal membuat ramalan, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.

C.      Pengertian Motivasi

4
 
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
a.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
melakukan.
a)        Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1.     
5
 
Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2.      Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3.      Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4.      Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
5.      Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b.      Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1.      Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
2.     
6
 
Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3.      Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
4.      Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
b.      Prinsip motivasi
a)      Motivasi sebagai penggerak yang mendorong suatu aktifitas
b)      Motivasi intrinsik lebih utama dari motivasi ekstrinsik
c)      Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan
d)     Motivasi pujian lebih baik dari pada motivasi hukuman
e)      Motivasi dapat memupuk optimisme
f)       Motivasi melahirkan prestasi
c.       Upaya untuk meningkatkan motivasi
a)      Menggairahkan anak
b)     Memberi harapan yang realistis
c)      Memberikan insetif
d)     Mengarahkan prilaku
e)      Menggunakan pujian verbal
f)      Tes dan nilai yang bijaksana
g)     Membangkitkan rasa ingin tahu

7
 

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

Motivasi dan berfikir sangat berkaitan, ketika motivasi dalam pikirannya positif dan tinggi maka sesuatu yang di lakukan itu akan berhasil. Motivasi yang paling berpengaruh adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri.

B.     Saran

Untuk menjaga agar motivasi dalam diri tinggi sebaiknya sering diadakan bimbingan melalui bimbingan dosen psikologi, masukan dari lingkungan khususnya teman pergaulan yang mempunyai daya berfikir positif.
8
 

 


DAFTAR PUSTAKA
http://teguh-melodic.blogspot.com/2010/02/peranan-berpikir-logis-dalam-kegiatan.html

iii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar