BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran
membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di sekolah. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan
bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dala meningkatkan kemampuan
berbahasa anak, namun lebih jauh memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan
siswa pada mata pelajaran lainnya. Salah satu problem mendasar dalam
pembelajaran bahwa membaca belum menitikberatkan pada usaha membentuk generasi
muda yang cinta membaca.
Selain problema
diatas, pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai pembelajaran yang
membosankan dan monoton. Kondisi in disebabkan oleh belum maksimalnya guru
melaksanakan pembelajaran membaca. Sebagian besar guru masih melaksanakan
pembelajaran membaca dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang kurang baik.
Hal ini terlihat dari masih miskinnya kreativitas pembelajaran membaca yang
dilakukan guru disekolah.
Dampak nyata
dari kondisi ini adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih sangat rendah.
Pembiasaan membaca yang jelek dan kurangnya penguasaan strategi membaca membuat
siswa hanya mampu membaca dengan satu gaya membaca untuk semua ragam wacana.
Siswa rata- rata membaca dengan tanpa memedulikan perilaku membaca yang
sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya membaca.
Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelaajaran membaca yang kedua
yakni siswa mampu pembaca yang efektif atau mampu pembaca yang fleksibel
sehingga memiliki tingkat pemahaman membaca yang baik.
Bertemali
dengan kondisi diatas, diperlukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajara membaca disekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran membaca.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan berbagai macam prosedur
pembelajaran membaca yang mampu membentuk perilaku membaca sekaligus mampu
mengembangkan kemampuan membaca.
Atas dasar
inilah makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pembelajaran membaca itu?
2.
Bagaimanakah arah dan orientasi
pembelajaran membaca?
3.
Bagaimanakah kondisi pembelajaran
membaca saat ini?
4.
Bagaimanakah prinsip-prinsip pengajaran
membaca?
5.
Seperti apakah perencanaan pembelajaran
membaca?
6.
Bagaimanakah prosedur pembelajaran
membaca?
7.
Seperti apakah keterpaduan prosedur
pembelajaran membaca dengan pendidikan karakter?
8.
Bagaimanakah metode pembelajaran membaca
pemahaman berbasis pendidikan karakter?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa itu pembelajaran
membaca.
2.
Untuk mengetahui arah dan orientasi pembelajaran
membaca.
3.
Untuk mengetahui kondisi pembelajaran
membaca saat ini.
4.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
pengajaran membaca.
5.
Untuk mengetahui perencanaan
pembelajaran membaca.
6.
Untuk mengetahui prosedur pembelajaran
membaca.
7.
Untuk mengetahui keterpaduan prosedur
pembelajaran membaca dengan pendidikan karakter.
8.
Untuk mengetahui metode pembelajaran
membaca pemahaman berbasis pendidikan karakter.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Membaca
Membaca
secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambing bahasa tertulis.
Dalam pengertian ini, membaca sering disebut sebgai membaca nyaring atau
membaca permulaan. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh
pemahaman atas bacaan tersebut.membaca jenis ini sering disebut sebgai membaca
pemahaman.membaca merupakan aktivitas yang dilakukan guna mengkritisi isi
bacaan, maka disebut membaca kritis.selain ketiga definisi tersebut, membaca
juga dikatakan sebagai proses memperoleh informasi sebagai bahan pengembangan
produk kreatif pascabaca.membaca jenis ini dapat dikatakan sebagai membaca
kreatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang.
Menurut cox
(1999) menyatakan bahwa pembaca ialah proses psikologi
untuk menentukan arti kata kata tertulis. Menurut Anderson 1972 menyatakan
bahwa membaca adalah proses membentuk arti dari teks – teks tertulis. Membaca
melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan
mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya.
Menurut Flech,Gagne dan Gorgh dalam Harjasujana dan Mulyati(1988:3.3-3.4)
membaca itu pada dasarnya adalah terjemahan lambang, garfik kedalam bahasa
lisan. Menurut Aminudin (1999) bahwa membaca adalah mereaksi,
yaitu memberikan reaksi karena dalam membaca seorang terlebh dahulu
melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran
ataupun tanda penulisan lainnya. Berdasarkan uraian diatas proses
membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan.
Jadi,
pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangakaian aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan,
dan motivasi guru.
B. Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
Pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa
tujuan utama pembelajaran membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran membaca di
sekolah adalah:
1.
Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca
2. Mampu membaca
balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible
3. Serta
memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Secara umum,
ada dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca
yang flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada siswa tersebut
dkemukakan Ahuja dan Ahuja 2007 sebagai
berikut:
1.Kurangi
kecepatan membaca jika:
a) Menentukan istlah yang belum kita
ketahui maknanya
b) Struktur kalimat dan paragraph yang
sulit
c) Konsep yang sulit
d) Detail teknis materi
e) Petunjuk yang sulit dan mendetail
f) Materi yang ingin kuasai secara
mendetail
g) Mareti dalam bentuk diagram yang
menuntut perbandingan antara teks dan diagram
h) Materi yang menuntut kecermatan
visualisasi
i) Tulisan yang artistik yang
mengandung unsur khayalan
j) Materi yang menuntut kehati-hatian
2.Tingkatkan
kecepatan membaca jika:
a) Materi yang sederhana dengan sedikit
informasi baru yang kita butuhkan
b) Contoh dan ilustrasi yang tidak kita
butuhkan untuk menambah pemahaman
c) Penjelasan detail dan elaborasi yang
tidak kita perlukan
d) Ide-ide yang telah dinyatakan pada
bagian sebelumnya
e) Materi yang tidak mengandung ide dan
fakta penting yang kita butuhkan.
Sejalan
dengan uraian diatas, tujuan pembelajaran membaca yang kedua adalah agar siswa
mampu menjadi pembaca yang fleksibel. Pembaca yang fleksibel
bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan pembaca yang mampu
menentukan bagian mana dari buku tersebut yang palng penting untuk dia
kuasai.
Berpijak
pada persyaratan diatas, jelaslah bahwa membaca secara fleksibel pada dasarnya
memiliki satu tujuan akhir bahwa membaca harus dilakukan guna mencapai suatu
pemahaman. Dengan kata lain hanya ada dua pertanyaan mendasar yang
kita jawab untuk menjadi pembaca yang fleksibel yakni
1. Berapa waktu yang kita miliki
2. Jenis pemahaman apa yang kita
butuhkan.
Tujuan
pembelajaran ketiga adalah siswa memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas
isi bacaan. Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran membaca secara lebih
khusus melatih siswa menguasai berbagai strategi membaca.
Mengapa
strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca
seseorang?berbagai strategi bacaan diciptakan pembaca mampu membaca
secara cepat dan menemukan informasi secara cepat dan tepat. Semua strategi
baca pada prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus
ia membaca.
Strategy
baca manakah yang paling tepat kita gunakan?sebenarnya tidak ada satupun
strategi baca yang paling tepat kita gunakan. Penggunaan strategi baca akan
sangat berhubungan dengan berbagai faktor dan tujuan penggunaannya. Sekait
dengan hal ini ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan seorang pembaca
ketika memilih strategi baca yang akan ia gunakan.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan membaca tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
membaca
Adalah
faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk menentukan strategi baca.
2. Bahan bacaan
Akan sangat
menentukan jenis strategi baca yang harus digunakan. Memang dalam hal tertentu
semua strategi membaca dapat digunakan dalam berbagai ragam bacaan. Namun
secara spesifik bahan bacaan memiliki karakter tersendiri sehingga diperlukan
strategi baca yang khusus pula.
3. Waktu yang
tersedia untuk membaca
Waktu untuk
membaca pun mnenjadi penentu pemilhan strategi baca. Seseorang pembaca yang
memiliki waktu sempit tentu saja ia akan memilih srtategi membaca terpraktis,
misalnya 4s.dalam waktu yang lebih luang pembaca bisa saja memilih strategi membaca
lain, missal PQ4R yang mengharuskan ia membaca sekilas, membuat pertanyaan
pemandu, baru membaca dengan tujuan menjawab pertanyaan pemandu yang ia buat
sebelumnya.
4. Posisi
pembaca
Siapakah
anda? pertanyaan ini penting diajukan untuk menentukan strategi baca yang harus
digunakan. Seorang pelajar tentu bisa saja menggunakan strategi baca KWL,
tetapi jika anda seorang pedagang yang ingin mengetaui kenaikan harga pada
sebuah surat kabar strategi jelas kurang tepat digunakan.
5. Jenis
membaca
Jika kita
ingin membaca indah, jangan pernah memilih strategi membaca pemahaman. Demikian
pula sebaliknya, membaca pemahaman tidak bisa dilakukan dengan menggunakan
strategi membaca tekhnik. Jika anda guru sekolah dasar kelas rendah jangan
gunakan strategi membaca kritis tetapi gunakanlah strategi membaca permulaan.
Strategi membac EVOKER dapat anada gunakan untuk berlatih membaca nyaring untuk
pemahaman isi puisi, drama, prosa tetapi tidak bisa anda gunakan untuk mebaca
pemahaman sebuah wacana dan fiksi.
6. Berdasarkan uraian
tentang kriteria pemilihan strategi membaca tersebut, guru di sekolah hendaknya
memperkenalakan berbagai strategi membaca yang relevan dengan kebutuhan siswa.
Pengenalan strategi membaca ini harus dilakukan pada saat pembelajaran membaca
berlangsung. Guru dan siswa langsung mempraktikan strategi membaca
tersebut selama pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru harus mengevaluasi
ketepatan dan optimalisasi penerapan strategi tersebut.
C. Kondisi Pembelajaran Membaca Saat
ini
Apa problem
utama dalam pembelajaran membaca yang mash sering kita lihat di sekolah saat
ini? problem utama saat ini pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah
bahwa pembelajaran membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan.
Kebiasaan buruk terlihat dari kenyataan bahwa pembelajaran membaca jarang
sekali dilaksanakan untuk mendorong siswa agar memilki kecepatan dan gaya
membaca yang tepat melainkan hanya ditunjukan untuk kepentingan praktis belaka
yakni siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.
Dampaknya
adalah bahwa siswa memiliki kecepatan membaca yang rendah bahkan diikuti pula
oleh tingkat pemahaman yang rendah pula. Rendahnya kemampuan efektif membaca
para siswa di sekolah, dalam pandangan penulis, merupakan cermin utama
kegagalan pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah.
Kegagalan
pembelajaran diatas sebenarnya bermula pada ketidak jelasan peran guru dalam
proses dalam pembelajaran membaca. Selain itu, kegagalan proses pembelajaran
membaca dapat pula disebabkan oleh bantuan keliru yang diberikan guru selama
pembelajaran.
Beberapa
bantuan guru yang keliru selama proses pembelajaran membaca antara lain sbb:
1. Membaca nyaring wacana yang seharusnya dibaca dalam
hati. Hal ini menyebabkan siswa cenderung hanya menyamakan antara wacana tulis
dengan ucapan yang dihasilkan.
2. Memulai pembelajaran dengan menyajikan ringkasan isi
bacaan yang seharusnya dicari siswa selama proses pembelajaran membaca.
3. Mendorong siswa secara pasif dan monoton.
4. Banyak menerjemahkan kata-kata sulit yang seharusnya
dicari siswa melalui serangkaian kegiatan aktif semisal membaca kamus.
Selain
ketidak jelasan dan siswa selama pembelajaran dan pemberian bantuan yang salah
yang dilakukan guru kepada siswa selama pembelajaran masih ada beberapa alasan
mengapa siswa gagal dalam membaca. Beberapa alasan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pandangan negative guru.
Seorang guru yang tidak memiliki keyakinan bahwa siswanya mampu akan
berpengaruh negative terhadap performa siswa.
2. Teks yang digunakan dalam
pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar.
3. Penerapan prosedur dan strategi yang
salah selama pembelajaran.
4. Menekankan pada teks membaca
disbanding pada pembelajaran membaca sering dilakukan guru.
Ada beberapa
hal yang harus dilakukan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran membaca
dengan baik yaitu:
1. Memahami perannya dalam pembelajaran
membaca.
2. Memahami benar prinsip pembelajaran
membaca.
3. Menguasai prosedur pembelajaran
membaca.
4. Menguasai strategi membaca.
5. Mempraktikan prosedur dan strategi
membaca dalam pembelajaran.
6. Menguasai konsep penilaian
pembelajaran membaca.
7. Mengukur secara periodic kemampuan
membaca siswa, dan
8. Melakukan
pembelajaran dalam dimensi penelitian tindakan kelas.
D. Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca
Guna
meningkatkan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsp
pembelajaran membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall 1996
mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca adalah sebagai berkut:
1. Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan
membangun kemampuan membaca anak. Beberapa
tahapan dalam pembelajaran membaca tersebut adalah
a. Memberanikan
anak membaca.
b. Mendorong anak membaca.
c. Menjejaki kemampuan baca anak agar
mengetahui kelemahan anak dalam membaca.
d. Modeling membaca mendemonstraskan
cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca.
e. Klarifikasi memberikan contoh baca,
menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika diperlukan.
2. Kemampuan baca anak tidak dapat
dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan.
3. Pengajaran membaca harus senantiasa
dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas.
4. Pengajaran membaca harus senantiasa
ditunjukan guna membantu kemampuan anak berinteraksi dengan teks.
5. Pembelajaran membaca harus dilakukan
dalam atmosfer kelas yang kondusif.
6. Pembelajaran harus dilakukan dengan
asas pelatihan belajar, artinya harus senantiasa melatih siswa berbagai
strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
7. Penbelajaran membaca harus dilakukan
dengan berorientasi kedepan artinya pebelajaran harus diusahakan membekali
siswa berbagai strategi membaca yang dapat digunakan dalam menghadapi berbagai
jens bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang pendidikan selanjutnya .
8. Pahamilah bahwa pada dasarnya hanya
jenis kemampuan membaca yang harus secara mendalam diajarkan yakni kemampuan
membaca intensif dan kemampuan membaca ekstensif.
Dengan
pembelajaran pemahaman Brown 2001 mengemukakan
bahwa untuk dengan mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman
perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran pemahaman.
Prinsip dasar tersebut adalah sbb:
1. Yakinlah bahwa kita tidak
mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca secara spesifik.
2. Gunakan teknik/strategi pembelajaran
membaca yang mampu membangun motivasi instrinsik siswa.
3. Perhatikan keaslian dan keterbacaan
wacana yang kita pilih.
4. Terapkan strategi membaca yang
paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5. Terapkan model bacaan interaktif
selama proses pembelajaran membaca.
6. Laksanakanlah prosedur
pembelajaran membaca dengan membaginya kedalam tiga tahapan yakni tahap
prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7. Gunakan prinsip strategi
membaca pemahaman berikut dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
a.
Identifkasikan tujuan baca secara jelas dan nyata.
b. Gunakan
teknik membaca dalam hati yang efisien serta gunakan kecepatan membaca yang
fleksibel.
c. Gunakan
strategi membaca skiming untuk menemukan ide pokok bacaan
d. Gunakan
strategi membaca skaning untuk menemukan informasi khusus/penjelas.
e. Gunakan peta
konsep untuk mempermudah pemahaman bacaan.
f. Gunakan
tebakan untuk mendefinsikan kata yang belum diketahui maknanya.
g. Analisislah
lebih lanjut kata atau kosa kata yang belum dipahami tersebut.
h. Bedakan
antara makna literal dan makna implikatif.
i. Tandai
penanda wacana yang menandakan keterhubungan antara ide satu dengan lainnya.
8. Kembangkanlah aspek-aspek evaluasi
untuk menguji keberdayagunaan teknik/strategi yang kita pilih.
9. Lakukanlah penilaian, baik penilaian
proses maupun penilaian kemampuan membaca.
Prinsip-prinsip
pengajaran dalam membaca diatas perlu diketahui dan pahami, karena hal itu
perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama untuk guru dalam
menerapkan pengajaran membaca.
E. Perencanaan Pembelajaran Membaca
Pembelajaran
pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat keputusan tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi penting dalam
membuat keputusan tersebut terletak pada keputusan guru dalam menentukan
perencanaan pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran membaca, guru harus
mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan
pembelajaran membaca.
Berbicara
tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah – langkah yang
secara tepat harus di tentukan guru, antara lain :
1.
Menentukan Tujuan Program Bembelajaran Yang Dirancang.
Artinya :
Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis dan kegiatan
pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan harus memiliki tujuan umum untuk
membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati kegiatan membaca, mampu
membaca dengan gaya dan kecepatan fleksibel, dan mampu memperoleh pemahaman isi
bacaan yang memadai. Tujuan utama ini sudah selayaknya menjadi jiwa bagi semua
pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan. Berikut tujuan program
pembelajaran membaca bagi siswa :
a. Merekognisi
arti penting tujuan membaca bagi kegiatan membaca.
b. Membaca
dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang ditetapkan.
c. Merespon
teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
d. Merekognisi
bahwa pendekatan membaca top-down dan bootom-upsangat
berguna dan digunakan sesuai kebutuhan.
e. Sadar bahwa
dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber ketidak pahamannya
sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal terjadi dimasa yang
akan datang.
f. Tidak merasa cemas ketika ia
tidak memahami setiap kata, kecuali jika dibutuhkan keakuratan makna dari kata
– kata tersebut.
g. Menggunakan
teknik membaca cepat untuk meyakinkan bahwa ia hanya membaca bagian – bagian
terpenting dari suatu wacana guna membantu memperoleh pemahaman secara
berurutan.
h. Menggunakan
informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan pemahaman.
i. Menggunakan
kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna membagun pemahaman sederhana
tentang isi bacaan.
j. Menggunakan
organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.
Dari
berbagai tujuan di atas harus secara cermat dipertimbangkan prioritas dan
kemungkinan ketercapainya. pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap harus
pula mempertimbangkan aspek kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca responsif tidak
dapat dikembangkan secara tergesa – gesa.
2. Secara
Tepat Ditentukan Menyusun Program Pembelajaran Membaca.
Artinya :
Mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses membaca. Beberapa
kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut, antara lain :
a. Memilih bahan bacaan (
pertimbangkan isi dan keragaman materi dan sebaiknya materi berupa materi
lintas kurikulum ),
b. Menentukan
panduan membaca yang tepat.
c. Menentukan
strategi baca yang tepat.
3. Menentukan
Kebutuhan Agar Siswa Memiliki Memampuan Membaca.
Artinya :
Dalam tahap ini guru harus benar – benar menyusun strategi agar siswa terdorong
untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan tidak
tumbuh dalam lingkungan sekolah tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa sehari
– hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapat diawali
dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku. Buku yang ditawarkan hendaknya
merupakan buku yang menarik minat siswa sehingga akn timbul perasaan senang
pada diri siswa ketika membaca buku tersebut.
Buku yang
biasanya mampu memberikan rasa senang pada diri siswa ketika membaca buku
adalah buku yang memenuhi prinsip SAVE (Short’pendek’, Appealing’menarik’,
Varied’bervariasi’, Easy’mudah’). Untuk mempermudah siswa memperoleh buku
tersebut sebaiknya kita galakkan ‘’perpustakaan kelas’’ yakni kelas yang
menyediakan berbagai buku yang layak baca bagi siswa.
F. Prosedur Pembelajaran Membaca
Proses pembelajaran membaca secara
garis besar harus terdiri atas tiga tahapan yaitu : tahapan prabaca, tahapan
membaca, dan tahapan pascabaca. Ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Tahapan Atau Kegiatan Prabaca
Tahapan atau
kegiatan prabaca adalah : Kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa
melakukan kegitan membaca. Dalam kegitan prabaca ini guru mengarahkan perhatian
pada pengaktifan mata yang berhubungan dengan teks bacaan. Skema itu sendiri
adalah : Latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa
tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema menggambarkan sekelompok
konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat
– tempat, tindakan atau peristiwa. Dalam hal ini siswa harus memiliki konsep –
konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahasa bicara dan
bahasa tertulis.
Variasi
kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley (2001) menyatakan bahwa pada
tahapan prabaca terdapat 3 kegiatan yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran membaca, antara lain sebagai berikut :
a. Curah pendapat untuk membangkitkan
ide yang memiliki kemungkinan besar ada dalam teks. Kegiatan ini dapat
dilakukan oleh guru dengan melakukan apersepsi pembelajaran tentang hal – hal
yang memiliki kaitan dengan wacana yang akan dibawa siswa.
b. Melihat judul tulisan, headline
bacaan, grafik, gambar, atau unsure visual lain yang ada dalam bacaan.
c. Merumuskan prediksi isi bacaan. Pada
tahap ini siswa mencoba membuat hipotesis atas isi wacana. Prediksi ini akn
menumbuhkan akan menumbuhkan rasa kepenasaran siswa terhadap bacaan (
memotivasi bacaan) karena pada akhirmya kegiatan baca siswa diharuskan
membandingkan prediksi yang dibuat dengan isi wacana yang sebenarnya.
Cox (1999)
secara lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan pada
kegiatan prabaca yang berfungsi sebagai penggugah perilaku siswa dalam
penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran
kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan gambaran awal bacaan
Gambaran awal bacaan (cerita), berisi informasi yang
berkaitan denngan isi cerita yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
b. Petunjuk untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi merupakan sarana kegiatan awal
membaca yang bermanfaat.
c. Pemetaan semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang
kegiatannya memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skema yang berkaitan dengan topic bacaan.
d. Menulis sebelum membaca
Siswa diminta menuliskan pengalaman pribadi yang
relevan dengan isi bacaan, sebelum mereka membaca matteri.
e. Drama atau simulasi ( drama kreatif)
Drama kreatif dapat digunakan sebelum cerita dibacakan
yaitu untuk membangun pemahaman siswa.
Mengingat
betapa pentingnya kegiatan prabaca dilakukan, guru seyogianya dapat melakukan
atau melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan selalu mengawali
pembelajarannya dengan melaksanakan kegiatann prabaca. Pembelajaran membaca
tanpa kegiatan prabaca merupakan pembelajaran membaca yang tidak berarah dan
tidak bertujuan serta tidak akan mampu menggali potensi siswa yang sesungguhnya
dan pada akhirnya hal itu akan berdampak pada rendahnya kemampuan membaca
siswa.
2. Kegiatan Membaca
Setelah
kegiatan prabaca, maka selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti pembelajaran
membaca. Tahapan ini sering disebut tahapan membaca. Pada tahap ini banyak
sekali variasi yang dapat dilakukan guru sejalan dengan strategi baca yang
dipilih guru atau siswa. Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat
bergantung pada metode pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa kegiatan
yang bisa dilakukan, antara lain :
a. Menemukan
inti gagasan
b. Mengidentifikasi
kata kunci
c. Mengutip
bacaan
d. Menjaring
data
e. Mengisi format
isi bacaan
f. Merespons
bacaan
g. Membuat peta
konsep bacaan
h. Shairing ide
dan diskusi
i. Menguji
prediksi
j. Menjaring
kata sulit
k. Menguji
fakta, opini, dan lain – lain
3. Kegiatan Pascabaca
Kegiatan
pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan untuk menguji
kemampuan membaca sekaligus memantapkan kemampuan membaca para siswa. Burns (Rahim,
2007 ) mengemukakan bahwa kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa
memadukan informasi baru yang dibacanya kedalam schemata sehingga diperoleh
tingkat pemahaman yang lebih tinggi. seperti halnya pada kegiatan membaca yang
lain, pada kegiatan ini juga memerlukan strategi. strategi yang digunakan pada
tahap pascabaca adalah :
a. Belajar
mengembangkan bahan bacaan
b. Memberikan pertanyaan
c. Menceritakan kembali
d. dan Presentasi visual
Nuttal (1996)
memberikan alternative yang dapat guru pilih pada kegiatan pascabaca, walaupun
dalam pandangan penulis aktivitas ini lebih cenderung pada tahapan pembelajaran
inti membaca. Beberapa alternative tersebut, antara lain :
a. Membandingkan
hipotesis atau prediksi yang disusun pada tahap prabaca dengan isi bacaan
sehingga jika prediksi tersebut meleset siswa diajak untuk membangun pemahaman
baru atas isi wacana
b. Membangun respons atas isi bacaan
c. Diskusi dan adu argument tentang isi
bacaan
d. Membahas isi
wacana secara utuh dan menyeluruh
e. Membuat tulisan reproduksi atau
rangkuman atas isi wacana
f. Menguji
pemahaman membaca
Selain
beberapa aktivitas diatas, aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh siswa pada tahap
pascabaca adalah sebagai berikut :
a. Menulis rangkuman
b. Membuat komik atau cerita bergambar
sederhana
c. Menceritakan kembali
d. Menjawab pertanyaan
e. Membuat peta cerita atau peta
perjalanan tokoh
f. Membuat alat (wacana peragaan)
g. Memerankan
h. Memperluas cerita
i. Melengkapi cerita
j. Mengubah jenis genre
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah pembelajaran membaca yang dilakukan di
sekolah harus mencerminkan tiga tahap yaitu : prabaca (yang identik dengan
kegiatan awal pembelajaran), tahap membaca, dan tahap pascabaca (yang identik
dengan kegiatan inti dan penutup pembelajaran). Tahapan – tahapan ini wajib sifatnya
karena melalui tahapan inilah akan tergambar jelas aktivitas siswa belajar. Hal
ini sejalan dengan konsep pembelajaran bawa pembelajaran adalah : serangkaian
aktivitas siswa belajar. Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang dilakukan bukan
pembelajaran membaca.
G. Keterpaduan Prosedur Pembelajaran
Membaca dengan Pendidikan Karakter
Sebagaimana
telah kita bicarakan pada bagian menyimak, dalam kaitannya dengan pendidikan
karakter prosedur pembelajaran membaca juga merupakan saluran pendidikan
karakter. Hal ini disebabkan bahwa pada masing – masing tahapan pembelajaran
membaca ini akan terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa.
Melalui aktivitas – aktivitas inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukan
karakter dirinya. Guna memperjelas hubungan prosedur pembelajaran membaca (
yang nantinya akan membentuk metode membaca) dengan pengembangan karakter
siswa, berikut diuraikan analisis aktivitas pada setiap tahapan membaca dalam
kaitannya dengan pembiasaan berkarakter baik siswa.
1. Pada Tahap Prabaca
Siswa dapat melakukan serangkaina aktivitas seperti
curah pendapat ide umum yang mungkin terkandung dalam teks. Kegiatan ini akaan
menuntut siswa mengungkapkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga
ia akan lebih mudah memahami wacana.
2. Pada Tahap baca
Siswa dapat melakukan kegiatan membaca teks secara sekilas
melalui kegiatan membaca skiming dan skaning. Aktivitas ini pada dasarnya akan
membentuk siswa yang teliti, cermat, beretos kerja tinggi, dan disiplin.
3. Pada Tahap Pascabaca
Pada tahap ini terbentuk pula berbagai karakter
misalnya jujur dalam menjawab pertanyaan, kreatif mengubah isi bacaan menjadi
wacana lain. dan berani dalam mengemukakan hasil pemahamannya atas sebuah
bacaan.
H. Beberapa Metode Pembelajaran
Membaca Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter
Pada bagian
ini akan dikemukakan beberapa metode pembelajaran membaca yang berorientasi
pendidikan karakter. Beberapa metode pembelajaran tersebuut adalah sebagai
berikut :
1. Metode Turnamen Membaca
Metode ini merupakan
pengembangan model pembelajaran kooperataif yang digagas slavin. Menurut SLAVIN
(2005) model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamankan adanya kelompok – kelompok. setiap siswa yang ada dalam kelompok
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda – beda ( ada yang tinggi, sedang, dan
rendah ) model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Semua model pembelajaran ditandai dengan
adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan harus mengoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugas yang diberi guru.
Tujuan utama
metode turnamen membaca adalah : untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami bacaan dan sekaligus mengukur tingkat kinerja kooperatif siswa dalam
kelompok. Selain itu, metode ini juga bertujuan untuk mengembangkan karakter
social, individual pada diri siswa.
Tahap –
tahap metode turnamen membaca diturunkan dari model kooperatifTeam Game
Tournament versi slavin dengan sejumlah modifikasi. Tahapan metode
turnamen membaca hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prabaca
1) Tahap persiapan
Guru mempersiapkan materi berikut perangkat pembelajaran
termasuk lembar kerja proses (LKP).
2) Tahap
penyajian materi
Pada tahap ini guru memberikan gambaran umun tentang
isi bacaan yang akan dikaji oleh siswa.
b. Tahap membaca
1)
Tahap kegiatan kelompok
Siswa mengatur tempat duduknya berdasarkan kelompok
yang telah ditetapkan guru.
2) Tahap turnamen akademik
Guru mengelompokan siswa (yang memiliki kemampuan
akademik homogeny dari kelompok yang heterogen) dalam suatu meja turnamen.
3) Tahap perhitungan skor
Perhitungan skor dilakukan berdasarakan jawaban benar
yang dibuat masing – masing siswa.
4) Tahap penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok ditenyukan berdasarkan rata –
rata skor kelompok berdasarkan skor yang diperoleh masing – masing anggotanya.
c. Tahap pascabaca
1) Penutup
Pada tahap ini, guru mengulas mengenai materi dan soal
– soal turnamen yang telah dipelajari.
2. Metode Jigsaw Membaca
Pembelajaran
jigsaw membaca adalah : salah satu tipe pembelajaran membaca yang mendorong
siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai
prestasi yang maksimal. pembelajaran ini menggabungkan kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga selain meningkatkan kemampuan
membaca siswa juga dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain. Berikut
tahapan – tahapan dalam metode jigsaw, antara lain :
a. Tahap Prabaca
1) Tahap
pembentukan kelempok
Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok – kelompok
kecil yang heterogen.
b. Tahap Membaca
1) Tahap kerja
kelompok ahli
Setelah siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok,
didalam jigsaw ini setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu
materi tertentu.
2) Tahap kerja
kelompok asal
Pada tahap ini masing – masing perwakilan kelompok
kembali kekelompok asalnya untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya
tentang materi yang telah di diskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua
anggota kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
c. Tahap Pascabaca
1) Tahap
evaluasi
Pada tahap ini siswa diberi tes (kuis) oleh guru
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam
memahami suatu materi dengan metode belajar kooperatif tipe jigsaw.
3. Metode Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC)
Metode CIRC
sebenarnya merupakan hasil pengembangan pembelajaran kooperatif TAI (Slavin,
2005). pembelajaran membaca dengan metode CIRC terdiri atas 3 unsur penting
yakni kegiatan – kegiatan dasar terkait :
a. Pengajaran langsung
b. Pelajaran
memahami bacaan
c. Seni
berbahasa menulis terpadu
Dalam semua
aktivitas ini siswa belajar dalam kelompok belajar yang heterogen. semua kegiatan
melibatkan siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim,
latihan indenpenden, prapenilaian, latihan tambahan, dan tes.
Metode CIRC
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi
bacaan sekaligus membina kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang
dibacanya. Metode CIRC dapat membantu guru memadukan kegiatan membaca dan
menulis sebagai kegiatan integrative dalam pelaksanaan pembelajaran membaca.
Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode CIRC dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Tahapn Prabaca
1) Guru memperkenalkan cerita yang akan
di baca anak
2) Setelah cerita diperkenalkan, siswa
diberi paket cerita yang terdiri atas buku cerita dan serangkaian kegiatan yang harus mereka
lakukan dalam kelompoknya.
b. Tahap Membaca
1) Membaca berpasangan
Pada tahap ini siswa membaca cerita dalam hati dan
kemudian secara bergantian membaca keras cerita tersebut bersama pasangannya.
2) Menuiliskan struktur cerita
Pada tahap ini siswa menerima pertanyaan dari guru
seputar masalah cerita misalnya : karakter, alur, latar, konflik, dan pemecahan
masalah yang terknadung dalam cerita.
3) Membaca nyaring
Para siswa diminta untuk menemukan kata – kata sulit
yang terdapat dalam cerita dan membacakannya secara nyaring tanpa canggung dan
ragu – ragu.
4) Makna kata
Berbagai kata sulit yang mereka temukan dalam cerita
selanjutnya dan di tentukan maknanya.
c. Pascabaca
1) Menceritakan kembali cerita
Setelah seluruh cerita dibaca dan di bahas dalam
kelompok, siswa diminta membuat synopsis cerita.
2) Pemeriksaan oleh pasangan
Sinopsis yang di buat siswa selanjutnya ditukarkan
kepada temannya sehingga satu sama lain dapat mengecek ketepatan synopsis yang
dibuat rekannya. Jika para siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini,
pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang mengindikasikan bahwa
mereka telah menyelesaikan tugas tersebut.
3) Tes
Pada tahap ini siswa di beri tes tentang pemahaman isi
cerita, menuliskan kalimat dari daftar kosakata sulit, dan membaca daftar
tersebut secara nyaring di depan guru. Pada saat tes siswa tidak boleh saling
membantu, dan hasil tes merupakan unsur utama skor tim.
4. Metode Scaffolded Reading
Scaffolded
reading pada dasarnya merupakan metode pembelajaran membaca yang menekankan
pada usaha mengembangkan kemampuan membaca siswa melalui penyusunan aktivitas
membaca secara bertahap. Tujuan utama metode ini adalah : mendorong siswa agar
mampu memiliki kemampuan membaca yang optimal. Dorongan yang diberikan ini
bertujuan untukn membangun kemampuan membaca siswa secara bertahap mulai dari
tahap pemahaman, tahap kritis, hingga tahap kreatif.
Guna mampu
menjadi pembaca yang optimal, Harris et. al. (Axfor, harders, dan wine, 2009 :
14 ), pembaca harus memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan
pengetahuan yang kompleks sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang system semantic,
sintaksis, dan tata tulis.
b. Strategi untuk mengakses dan mengintegrasikan
informasi dari ketiga sumber pengetahuan tersebut.
c. Mengetahui tentang teks dan
bagaimana sebuah teks disusun dalam konteks yang berbeda.
d. Strategi praktis dalam memecahkan
kode sebuah teks, terlibat dalam teks, menggunakan teks, dan menganalisis teks.
Sejalan
dengan hal yang harus dimiliki pembaca diatas, metode ini di susun secara
bertahap sehingga siswa mampu memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan
pengetahuan yang kompleks tersebut. Berikut diuraikan tahapan pembelajaran
membaca dengan menggunakan metode Scaffolded Reading.
a. Tahap
Prabaca
1) Pemilihan Teks
Pada tahap ini guru memilih teks yang akan digunakan
sebagai bahan ajar membaca. Teks yang dipilih hendaknya teks yang mampu
memfasilitasi siswa untuk beroleh sejumlah komponen yang diperlukan untuk
menjadi pembaca yang berhasil.
2) Orientasi Teks
Pada tahao ini guru memberikan penjelasan umun tentang
isi gteks, misalnya : pengarangnya, genre teks tersebut, kapan teks tersebut
ditulus, serta alasan mengapa teks tersebut dipilih.
b. Tahap
membaca
1) Membaca Teks
Pada tahap ini siswa mulai membaca teks dengan
menggunakan berbagi kecepatan membaca, yakni membaca cepat pada
bagian teks yang sudah dikuasai dan membaca lambat untuk menambah
pemahaman pada bagian teks yang belum dipahami.
2) Orientasi Bahasa
Pada tahap ini siswa membahas tentang bahasa yang
digunakan pengarang.
3) Membangun
Pemahaman
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk menggunakan
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya memahami
cerita.
c. Tahap Pascabaca
1) Menguji perhatian dan persepsi siswa
terhadap bacaan
Pada tahap ini guru menguji tingkat pemahaman siswa
terhadap isi bacaan melalui penilaian yang ditujukan untuk menguji seberapa
besar siswa memerhatikan teks dan bagaimana persepsi siswa tentang bacaan yang
dibacanya.
5. Metode Grup Investigasi
Metode
pembelajaran membaca kooperatif Grup investigasi pertama kali dirancang
oleh Hebert Thelen. Metode ini kemudian disempurnakan Sharan dan
rekan sejawatnya di Tel Aviv University. Dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca, metode ini sangat tepat digunakan dalam kegiatan membaca ekstensif.
Dalam hal
ini siswa melakukan investigasi terhadap berbagai macam wacana guna menemukan
hubungan antara wacana tersebut. Tujuan akhirnya adalah : siswa mampu membuat
sebuah laporan membaca yang bersumber dari berbagai sumber bacaan sebagai wujud
pemahaman mereka terhadap bahan bacaan yang dibacanya.
Dalam grup
investigasi siswa bekerja melalui 6 tahapan. keenam tahapan grup investigasi
dalam pembelajaran membaca dimodifikasi dari Slavin (2005) danSharan (1999)
sebagai berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Pemilihan topik
Pada tahap ini siswa memilih subtopik tertentu
yang akan di investigasikan.
2) Merencanakan
tugas
Pada tahap ini siswa dan guru merancanakan prosedur,
tugas, dan tujuan belajar tertentu sesuai subtopik yang sudah dipilih kelompok.
b. Tahap Membaca
1) Melaksanakan Investigasi
Pada tahap ini siswa melaksanakan investigasi untuk
mengumpulkan berbagai informasi melalui kegiatan membaca.
2) Analisis dan sintesis dan menyiapkan
laporan akhir
Pada tahap ini siswa mulai menganalisis dan
mengevaluasi berbagai informasi pada tahap sebelumnya dan mulai merancang
bagaimana informasi tersebut dapat disajikan secara menarik kepada teman –
temannya.
3) Mempersentasikan Laporan Akhir
Pada tahap ini siswa
mempresentasikan hasil investigasinya
c. Tahap Pascabaca
1) Evaluasi
Pada tahap ini siswa memberikan
umpan balik terhadap tugas yang telah dikerjakan terutama mengenai keefektifan
pengalaman belajar yang telah dialami.
6. Metode Skemata Kritis
Metode
pembelajaran membaca ini sebenarnya sebuah model yang dikreasikan berdasarkan
tahapan proses pembelajaran membaca sebagaimana telah dikemukakan diatas.
Metode membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan kemampuan membaca kritis.
Tahapan membaca kritis ini dapat diuaraikan sebagai berikut :
a. Tahap
Prabaca
1) Apresiasi
Pada tahap
ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari selama
pembelajaran. Bahan bacaan yang digunakan sebaiknya merupakan bahan bacaan yang
bersifat argumentatif atau berbasis masalah.
2) Curah Pendapat
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya
dalam hal memecahkan masalah seputar tema wacana. Setelah siswa menuliskan atau
menyampaikan gagasannya barulah siswa ditugaskan untuk membaca wacana yang
telah disediakan.
b. Tahap Membaca
1) Membaca Wacana
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat semua
ide penting yang berhubungan dengan usaha pemacahan masalah terkait dengan tema
yang dibacakan guru.
2) Membuat Peta konsep
Aktivitas ini merupakan kelanjutan akan aktivitas
membaca wacana. Setelah membaca, siswa harus mampu menyusun ide pokok dalam
peta konsep secara terstruktur sehingga membeantuk kerangka ide yang didalamnya
terdiri atas tiga bagian utama yakni fakta yang ada didalam bacaan, opini yang
ada didalam bacaan dan solusi yang dihasilkan melalui kegiatan berfikir siswa.
3) Diskusi Fakta- Opini- Solusi
Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu membedakan
fakta dan opini secara argumentatif sekaligus menanggapi fakta dan opini
tersebut bedasarkan cara pandang mereka sendiri.
c. Tahap Pascabaca
1) Menulis
Kritis
Pada tahap ini siswa mengembangkan sebuah tulisan yang
sifatnya mengkritisi bahan bacaan yang telah dibacanya.
7. Metode Dramatisasi Bacaan
Metode
dramatisasi bacaan pada dasarnya merupakan metode pembelajaran membaca yang
menuntut siswa memahami sebuah bacaan melalui pemberian rangsangan membaca
melalui kegiatan dramatisasi isi bacaan. Dramatisasi sendiri sebenarnya hanya
sebuah rangsangan agar siswa terlibat langsung terhadap bahan bacaan sekaligus
termotivasi untuk membaca serta mampu disertai tujuan yang benar. Tahapan
aktivitas pembelajaran metode dramatisasi bacaan ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prabaca
1) Pengenalan
Pada tahap ini guru mengenalkan isi bacaan yang akan
dibaca siswa melalui kode- kode rahasia sehingga mampu menarik minat siswa
untuk membaca wacana.
2) Dramatisasi
Paa tahap ini guru mendramatisasikan isi bacaan yang
akan dipelajari siswa hari ini. Dramatisasi ini berfungsi untu memberikan
gambaran awal tentang isi bacaan sekaligus berfungsi untuk memancing siswa
membuat pertanyaan sebagai wujud kepenasaran mereka terhadap isi bacaan.
3) Pertanyaan Pemandu atau kuis
Pada tahap ini guru menyuruh siswa menulis sejumlah
pertanyaan tentang apa sebenarnya isi bacaan yang akan dibaca oleh mereka.
Dalam kondisi tertentu guru dapat membantu siswa membuat pertanyaan tersebut.
b. Tahap Membaca
1) Membaca
Pada tahap ini membaca wacana dan sekaligus menjawab
pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya atau menjawab kuis yang telah dibuat
guru.
2) Menulis Uraian Penting
Pada tahap ini siswa mulai merangkai jawaban
pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya menjadi sebuah tulisan atau inti sari
bacaan.
c. Tahap Pascabaca
1) Pelaporan
Pada tahap ini secara individu melaporkan tulisannya
dan ditanggapi siswa lain dan guru. Akhirnya guru secara bersama- sama dengan
siswa menyimpulkan isi bacaan secara kreatif.
3) Transformasi
Pada tahap ini siswa diharapkan mengubah bacaan
menjadi sebuah komik, cerita, puisi, ataupun bentuk- bentuk kreatif lainnya.
8. Metode Cox
Metode cox
merupakan metode pembelajaran berbicara yang terdiri atas empat tahapan
pembelajaran yakni experiencing, sharing,discusing and reporting. Tujuan utama
metode ini adalah adalah agar siswa mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman
yang tinggi berbasis kinerja nyata aktif para siswa. Secara terperinci tahapan
penerapan metode cox diuaraikan sebagai berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Apresiasi
Pada tahap ini guru melakukan kegiatan apresiasi
dengan cara mengaitkan materi simakan dengan pengalaman siswa.
2) Mengalami
Pada tahap ini siswa dapat menstimulasikan perasaan,
emosi, dan ide yang dimilinya. Siswa ditugaskan berbagi pengalaman tentang tema
bacaan yang telah diungkapkan guru.
b. Tahap Membaca
1) Siswa membaca wacana yang telah
disiapkan oelh guru. Selama siswa membaca siswa mencatat berbagai hal yang
penting yang terdapat dalam bahan bacaan misalnya tokoh dan karakternya,
setting jalan cerita, dan sebagainya.
2) Diskusi
Siswa diminta berdiskusi tentang isi
bacaan.
3) Menulis Laporan
Pada tahap
ini siswa diminta menyusun laporan diskusi yang nanti akan disajikan didepan kelas.
4) Presentasi
Pada tahap ini perwakilan kelompok
menyajikan hasil diskusi disepan kelas.
c. Tahap
Prascabaca
1) Menceritakan Kembali
Pada tahap ini siswa secara individu ditugaskan guru
untuk menceritakan kembali isi wacana dengan menggunakan bahasa sendiri, baik
secara lisan maupun tulisan.
9. Metode Transformasi Persuasif
Metode
transformasi merupakan metode pembelajaran membaca yang diakhiri dengan
pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya menjadi jenis genre
yang lainnya. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan metode ini seyoginya
merupakan wacana bersifat persuasif.
Tujuan utama
penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan siswa membaca
melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah dibacanya. Langkah-
langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prabaca
1) Membangun Rasa Ingin Tahu
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pancingan
hal apa saja yang belum siswa ketahui tentang bahan bacaan sehingga mereka
ingin mengetahuinya.
2) Pertanyaan Pemandu
Guru meminta siswa mengubah keinginan tersebut menjadi
pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses pembelajaran.
b. Tahap
Membaca
1) Menjawab pertanyaan pemandu
Pada tahap ini siswa membaca wacana dengan menggunakan
teknik baca layap atau teknik baca memindai agar dapat menjawab pertanyaan yang
dibuatnya.
2) Diskusi Persuasif
Pada tahap ini siswa berdiskusi untuk merumuskan berbagai
upaya yang dapat mereka lakukan dalam rangka membujuk orang lain agar tertarik
dengan ide meraka.
c. Tahap Pascabaca
1) Mengubah Genre
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi,
siswa menulis sebuah iklan ataupun membuat poster yang menarik dan bedaya
persuasif.
10. Metode Bengkel (workshop) Membaca
Metode
bengkel membaca dipopulerkan oleh Janet Allen dan Kyle Ginzalez pada tahun
1998. Metode ini pada dasarnya adalah sebuah metode membaca yang dikembangkan
untuk memperbaiki kemampuan membaca siswa sehingga siswa memiliki perilaku atau
kebiasaan membaca yang baik.
Secara umum
metode membaca ini disusun dengan memadukan berbagai strategi membaca, baik
membaca terbimbing, membaca bebas, mapun membaca kreatif. Langkah- langkah
penggunaan metode ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prabaca
1) Memilih teks
Pada tahap ini guru melakukan kegiatan memilih buku
bacaan anak yang menarik minat anak untuk membaca. Buku yang dipilih hendaknya
tidak terlalu tebal, penuh dengan ilustrasi dan sesuai dengan karakteristik
anak.
2) Membangun Prediksi
Pada tahap ini anak dipancing guru untuk membuat
prediksi atas isi buku melalui kegiatan mengatami ilustrasi yang terapat dalam
sampul buku.
3) Membangun Tujuan Membaca
Setelah seluruh siswa memiliki arah prediksi yang
sama, guru memperkenalkan tema buku. Pada kegiatan ini guru mulai menggali
skema siswa dan memancing keingintahuan siswa terhadap isi buku.
b. Tahap Membaca
1) Membuat Peta Cerita/ Peta Bab
2) Berbagi Cerita
3) Membedah Cerita
c. Tahap Pracabaca
1) Merespon cerita
2) Menceritakan kembal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca
secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambing bahasa tertulis,
banyak sekali perbedaan dalam mendefinisakan membaca. Karena itu membaca dapat
diartikan dari berbagai sudut pandang. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
membaca dapat diartikan sebagai serangakaian aktivitas yang dilakukan siswa
untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan, dan motivasi
guru.
Arah
pembelajaran membaca di sekolah di sesuaikan dengan tujuan yang berlaku. Problem utama
dalam pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah bahwa pembelajaran
membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan. Kebiasaan buruk terlihat dari
kenyataan bahwa pembelajaran membaca jarang sekali dilaksanakan untuk mendorong
siswa agar memilki kecepatan dan gaya membaca yang tepat melainkan hanya
ditunjukan untuk kepentingan praktis belaka yakni siswa mampu menjawab
pertanyaan bacaan.
Membaca
dalam gamitan pendidikan karakter tetunya memiliki prinsip-prinsip, prosedur,
perencanaan serta metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca guna
tercapai tujuan pembelajaran bahasa yang selaras dengan pedidikan karakter.
B. Saran
Pembalajaran
membaca berbasis pendidikan karakter sebagai
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus
dilakukan dengan lebih intensif dan berkesinambungan dalam semua mata pelajaran
tidak hanya dalam pembelajaran bahasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin Yunus,
M.Pd. 2012. Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter.Bandung
: PT. Refika Aditama.
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=FT7AxPMAAAAJ&citation_for_view=FT7AxPMAAAAJ:IjCSPb-OGe4C
PEMBELAJARAN
MEMBACA DALAM GAMITAN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pengertian Pembelajaran Membaca
Membaca
secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambing bahasa tertulis.
Dalam pengertian ini, membaca sering disebut sebgai membaca nyaring atau
membaca permulaan. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh
pemahaman atas bacaan tersebut.membaca jenis ini sering disebut sebgai membaca
pemahaman.membaca merupakan aktivitas yang dilakukan guna mengkritisi isi
bacaan, maka disebut membaca kritis.selain ketiga definisi tersebut, membaca
juga dikatakan sebagai proses memperoleh informasi sebagai bahan pengembangan
produk kreatif pascabaca.membaca jenis ini dapat dikatakan sebagai membaca
kreatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang.
B. Arah dan Orientasi Pembelajaran
Membaca
Pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa
tujuan utama pembelajaran membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran membaca di
sekolah adalah:
1.
Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca
2. Mampu
membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible
3. Serta
memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Secara umum,
ada dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca
yang flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada siswa tersebut
dkemukakan Ahuja dan Ahuja 2007
C. Kondisi Pembelajaran Membaca Saat
Ini
Apa problem
utama dalam pembelajaran membaca yang mash sering kita lihat di sekolah saat
ini? problem utama saat ini pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah
bahwa pembelajaran membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan.
Kebiasaan buruk terlihat dari kenyataan bahwa pembelajaran membaca jarang
sekali dilaksanakan untuk mendorong siswa agar memilki kecepatan dan gaya
membaca yang tepat melainkan hanya ditunjukan untuk kepentingan praktis belaka
yakni siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.
D. Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca
Guna
meningkatkan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsp
pembelajaran membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall 1996
mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca
E. Perencanaan Pembelajaran Membaca
Guna
meningkatkan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsp
pembelajaran membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall 1996
mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca
F. Prosedur Pembelajaran Membaca
1.
Kegiatan Prabaca
2.
Kegiatan Membaca
3.
Kegiatan Pascabaca
G. Keterpaduan Prosedur Pembelajaran
Membaca dengan Pendidikan Karakter
Sebagaimana
telah kita bicarakan pada bagian menyimak, dalam kaitannya dengan pendidikan
karakter prosedur pembelajaran membaca juga merupakan saluran pendidikan
karakter. Hal ini disebabkan bahwa pada masing – masing tahapan pembelajaran
membaca ini akan terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa.
Melalui aktivitas – aktivitas inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukan
karakter dirinya.
H. Beberapa Metode Pembelajaran Membaca
Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter
1.
Metode Turnamen Membaca
2.
Metode Jigsaw Membaca
3.
Metode Cooperatif Integrated Reading
and Composition (CIRC)
4.
Metode ScaffoldedReading
5.
Grup Investigasi
6.
Skemata-Kritis
7.
Dramatisasi Bacaan
8.
Metode Cox
9.
Metode Transformasi-Persuasif
10. Metode
Bengkel (Workshop) Membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar