BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu
beladiri telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia, bahkan berpuluh - puluh
tahun sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita telah mampu meletakkan dasar
- dasar keilmuan beladiri. Sebagai warisan budaya bangsa ilmu beladiri akhirnya
berkembang pesat, tidak ketinggalan pula di kampung Kauman, beberapa tahun
sebelum kelahiran Tapak Suci, berbagai macam aliran telah pula tumbuh dan
berkembang dengan pesat., serta melahirkan generasi - generasi penerus ilmu
tersebut.
Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau
disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan
anggota IPSI (Ikatan Pencak
Silat Indonesia). Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu
perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi.
Tapak Suci berasas Islam, bersumber
pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa
persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai
organisasi otonom yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau
bertepatan dengan tanggal 31
Juli 1963 di Kauman,
Yogyakarta. Motto dari Tapak Suci adalah "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi
kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah".
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
sejarah tapak suci?
2. Apasajakah
jenjang tingkatan dalam pencak silat tapak suci?
3. Jurus-jurus
apakah yang digunakan dalam tapak suci?
4. Senjata
apakah yang digunakan dalam tapak suci?
5. Bagaimanakh
evaluasi yang digunakan dalam tapak suci?
C.
Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui sejarah tapak suci
2. ntuk
mengetahui jenjang tingkatan dalam tapak suci
3. Untuk
mengetahui jurus-jurus yang digunakan dalam tapak suci
4. Untuk
mengetahui senjata yang digunakan dalam tapak suci
5. Untuk
mengetahui evaluasi yang digunakan dalam tapak suci
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Tapak Suci
Tradisi
pencak silat sudah berurat-berakar dikalangan masyarakat Indonesia sejak lama.
Sebagaimana seni beladiri di negara-negara lain, pencak sitat yang merupakan
seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang dikembangkan
untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri pencak silat di
Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing.
Tapak
Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri
khas yang bias menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan
metalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilatuinya.
Berawal
dari atiran pencak sitat Banjaran di Pesantren Binorong Banjarnegara pada tahun
1872, atiran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kauman
Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro Syuhada,
akibat gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga ia menjadi
sasaran penangkapan yang dilakukan rezim colonial Belanda. Di Kauman inilah
pendekar KH. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan sanggup
mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat.
Perguruan
seni pencak sitat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan cik
auman yang dipimpin langsung oleh Pendekar M.A Wahib dan Pendekar A. Dimyati,
yaitu dua orang murid yang tangguh dari KH. Busyro Syuhada. Perguruan ini
memiliki andasan agama dan kebangsaan
yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik
(menyekutukan Tuhan) dan mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan
bangsa. Perguruan Cikauman banyak
melahirkan pendekar-pendekar muda yang akhirnya mengembangkan cabang perguruan
untuk memperluas jangkauan yang lebih luas dengan nama Perguruan Seranoman pada
tahun 1930.
Perkembangan
kedua perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang
cukup banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak menjadi anggota
Laskar Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah, dan banyak yang
gugur dalam perlawanan bersenjata. Lahirnya pendekar-pendekar muda basil
didikan perguruan Cikaumandan Seranoman memungkinkan untuk mendirikan
perguruan- perguruan baru, yang di antaranya ialah Perguruan Kasegu pada tahun
1951. Atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah inisiatif untuk
menggabungkan semua perguruan sitat yang sealiran dimulai. Pada tahun 1963,
desakan itu semakin kuat, namun mendapatkan tentangan dari para ulama Kauman
dan para pendekar tua yang merasa terlangkahi. Dengan pendekatan yang intensif
dan dengan pertimbangan bahwa harus ada kekuatan fisik yang dimiliki ummat
Islam menghadapi kekuatan komunis yang melakukan provokasi terhadap ummat
Islam, maka gagasan untuk menyatukan kembali kekuatan-kekuatan perguruan yang terserak
ke datam satu kekuatan perguruandimulai.Seluruhperangkat organisasional
dipersiapkan, dan akhirnya disepakati untuk menggabungkan kembali
kekuatan-kekuatan perguruan yang terserak ke datam satu kekuatan perguruan,
yaitu mendirikan Perguruan Tapak Suci pada tanggal 31 Juli 1960 yang merupakan
keberlanjutan sejarah dari perguruan-perguruan sebelumnya.
Pada perkembangan selanjutnya, Perguruan Tapak
Suci yang berkedudukan di Yogyakarta akhirnya berkembang di Yogyakarta dan
daerah- daerah lainnya. Setelah meletusnya pemberontakan G30 S/PKI, pada tahun 1966
diselenggarakan Konferensi Nasional I
Tapak Suci yang dihadiri oleh para
utusan Perguruan Tapak Suci yang tersebar di
berbagai daerah di Indonesia. Pada saat itulah berhasil dirumuskan pemantapan organisasi
secara nasional, dan Perguruan Tapak
Suci dikem-bangkan lagi namanya menjadi
Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Dan pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1967, Tapak Suci Putera Muhammadiyah
ditetapkan menjadi organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah, karena Tapak
Suci Putera Muhammadiyah juga mampu dijadikan wadah pengkaderan Muhammadiyah.
B.
Jenjang Ketingkatan
Terdapat tiga kategori tingkatan:
1.
Siswa dasar(Kuning Polos)
- Siswa Satu(Kuning melati cokelat satu)
- Siswa Dua (Kuning melati cokelat dua)
- Siswa Tiga(Kuning melati cokelat tiga)
- Siswa Empat(Kuning melati cokelat empat)
- Kader dasar(Biru Polos)
- Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
- Kader Madya(Biru Melati Merah Dua)
- Kader Kepala(Biru Melati Merah Tiga)
- Kader Utama(Biru Melati Merah Empat)
- Pendekar Muda(Hitam Melati Merah Satu)
- Pendekar Madya(Hitam Melati Merah Dua)
- Pendekar Kepala(Hitam Melatih Merah Tiga)
- Pendekar Utama(Hitam Melati Merah Empat)
- Pendekar Besar(Hitam Melati Merah Lima)
C. Jurus
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas
Tapak Suci pada awalnya diberi nama dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst.
Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama
dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat
kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini
mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan
tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki
akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di
dalam Tapak Suci, yaitu:
1.
Jurus Mawar
2.
Jurus Katak
3.
Jurus Naga
4.
Jurus Ikan Terbang
5.
Jurus Lembu
6.
Jurus Rajawali
7.
Jurus Merpati
8.
Jurus Harimau
Kedelapan Jurus
ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata, baik untuk
kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap Awal,
yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus
D. Senjata
Senjata Khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna),
yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz "Muhammad".
Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI
merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata.
Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing
oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah. Senjata khas beladiri
itu di antaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula,
Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris.
Selain itu, Tapak Suci secara serius mengembangkan
permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu,
Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas. Senjata tradisi ini dipelajari sebagai
dasar dari senjata jenis lainnya. Sebagai contoh, permainan Golok Mawar dapat
diaplikasikan untuk permainan senjata keris beladiri.
E. Karya Tulis
Dalam setiap evaluasi akhir anggota berupa Ujian Kenaikan
Tingkat, Tapak Suci menerapkan aturan tentang Karya Tulis. Ini berlaku mulai
dari tingkat Kader sampai dengan Pendekar. Karya Tulis menjadi syarat yang
wajib dipenuhi oleh anggota yang akan menempuh evaluasi akhir tiap tingkat.
Tradisi karya tulis ini sendiri sudah dimulai sejak TAPAK SUCI berdiri pada
tahun 1963, dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Dengan Karya Tulis ini
Tapak Suci mendorong para kadernya untuk menggali dan menampilkan seni beladiri
sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang rasional, dan ilmiah. Selain bentuk karya
tulis, para anggota juga dituntut memiliki Karya Nyata. Dari ilmu pengetahuan
dihasilkanlah keterampilan. Dari keterampilan itu diwujudkanlah seni. Dengan
seni itulah, diharapkan orang menjadi terampil dalam beramal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Corak khas Tapak
Suci adalah sama kuat antara beladiri dan seni. Tapak Suci menampilkan bobot
beladiri dalam sebuah bentuk seni pencak silat. Selain itu sebagai pelestari
budaya bangsa, Tapak Suci mendorong anggotanya untuk melestarikan seni dan
budaya nasional yang berjiwa luhur, jauh dari syirik dan menyesatkan yang akan
menodai ajaran luhur itu sendiri.
Aliran Tapak
Suci, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari
syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan
tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada
aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.
B. Saran
Perlu
diadakan pembinana yang sistematis untuk melestarikan warisan nenek moyang
salah satunya yaitu dengan mengikuti pencak silat tapak suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar